Tip Dalam Usaha Katering atau Warung Makan agar tidak merugi

USAHA KATERING

Menu makanan sehari-hari bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. Pasarnya makin luas dan sangat variatif. Kiatnya? Anda suka memasak? Atau Anda bingung membuka usaha? Kenapa tidak melirik bisnis makanan? Memang, bisnis ini urusannya tidak lepas dari dapur yang selalu berantakan, berpeluh keringat di saat memasak dan kesibukan lainnya seperti mencuci peralatan masak, setelah itu mengantarkan makanan ke pemesan. Tapi, kalau bicara soal omset, jangan dianggap remeh. Jika ditekuni dan dijalankan dengan sungguh-sungguh, omsetnya bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

Menggeluti bisnis yang berhubungan dengan perut, boleh dibilang tidak akan pernah ada habisnya. Selama orang masih butuh makan, sayur dan lauk pauk setiap hari, maka selama itu pula bisnis katering akan tetap hidup. Hal itu pun dibenarkan oleh para pakar marketing. Karenanya peluang bisnis makanan menempati urutan pertama dari 10 peluang bisnis terprospektif. Cukup beralasan memang, selain karena bisnis ini berhubungan dengan perut, dilihat dari ragam makanannya pun cukup banyak. Ada masakan Jawa yang biasanya terwakili oleh masakan khas Yogyakarta, masakan Padang, Betawi, Sunda dan lain-lain.

Untuk.menjadi pengusaha katering tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi gang terpenting adalah kemampuan dan kemauan Anda dalam mengelola usaha ini.

Sebagai tahap awalnya mungkin Anda pun tidak perlu mengeluarkan modal yang besar karena Anda bisa memanfaatkan dapur dan peralatan masak yang sudah ada. Bahkan, dari urusan tenaga kerjanya pun Anda bekerja sama dengan anggota keluarga yang lain. Di sini selain bisa menyalurkan hobi, sekaligus Anda bisa mencari penghasilan tambahan keluarga, bukan? Boleh dikatakan bahwa usaha katering ini termasuk jenis usaha yang sangat berpotensial. Apalagi saat ini orang sudah sangat sadar akan kesehatan bukan hanya sekadar makan. Jadi ada banyak kelebihan yang bisa ditawarkan di sini, seperti katering khusus penderita diabetes, ibu hamil dan menyusui, menu diet, masakan yang bebas MSG atau berbahan sayuran organik, dan masih banyak lagi.

Tapi, jangan lupa sebelumnya Anda harus berkonsultasi atau bekerja sama dengan ahli gizi jika Anda tertarik dengan katering yang berhubungan dengan kesehatan tersebut.

Lokasi

Pemilihan lokasi di sini memang tidak harus yang strategis, karena pada umumnya usaha ini bisa Anda kerjakan di mana saja, misalnya dengan memanfaatkan ruangan dari bagian rumah pribadi Anda. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai mengganggu para tetangga dan lingkungan sekitar. Tapi untuk dapur, sebaiknya diusahakan paling tidak yang bisa dilewati mobil. Karena jika usaha berkembang, kendaraan inilah yang menjadi alternatif untuk memudahkan pengangkutan. Selain itu, usahakan agar lokasi dapur tetap terjaga kebersihannya sehingga masakan yang dihasilkannya pun dapat memenuhi standar kesehatan.

Pelanggan

Selanjutnya adalah bagaimana cara Anda untuk menarik para pelanggan. Apakah dengan mengirim contoh makanan ke gedung-gedung pernikahan. Biasanya jika cocok, mereka akan menjadi semacam agen sekaligus media promosi ketika akan ada yang menyewa gedung tersebut untuk pesta. Atau bisa juga dengan cara menawarkan masakan Anda ke lingkungan perkantoran atau pabrik. Pilihan menu yang variatif tentu akan membuat mereka mau merekomendasikan katering Anda ini kemana-mana. Karena bisnis katering berawal dari lidah turun ke hati. Jika perlu sebarkan katalog menu masakan dari rumah ke rumah hingga ke perkantoran dengan mencantumkan harga. Manfaatkan selalu peristivva yang ada untuk terus melakukan promosi, seperti arisan, pengajian bahkan pada saat puasa sekalipun.

Sedangkan untuk urusan produk, Anda harus mensurvey para kompetitor tersebut. Misainya saja, dalam menentukan apa saja menu terpopuler untuk katering di Jakarta. Nah, khusus, untuk menu terpopuler tersebut, Anda wajib menguasainya. Setelah itu kembangkan inovasi Anda dalam mengolah menu-menu tadi. Misalnya dengan membuat ayam goreng Anda terasa beda dari yang lain. Di sinilah kreasi Anda diuji.

Tenaga Kerja

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Jadi, kegiatan produksi dimulai jika pesanan telah diterima, agar menghemat biaya yang tidak perlu. Jika pesanan dalam jumlah kecil dapat memanfaatkan rumah tinggal. Mungkin anggota keluarga dapat diajak bekerja sama untuk membantu kegiatan katering, sehingga keuntungan yang didapat bisa berlipat karena tenaga kerja tidak dibayar. Tapi jika pesanan mulai banyak, sudah saatnya menggunakan tempat yang lebih luas dan modal kerja yang lebih banyak.

Modal Kerja

Sebenarnya untuk urusan permodalan dalam usaha ini tidak terlalu berat. Cukup dengan hobi yang Anda miliki, yang dalam hal ini adalah "Memasak". Inilah yang kemudian dijadikan sebagai modal utama. Selanjutnya Anda hanya perlu untuk belanja bahan pokok dan membeli perlengkapan dapur (sesuai kebutuhan) yang diperkirakan mencapai sekitar Rp 3 juta. Di sini bukan berarti Anda harus memilikinya sendiri sarana dan prasarananya, tapi semua itu bisa diperoleh dari meminjam atau menyewa.

Jika Anda mampu membangun hubungan antar relasi, kebutuhan modal kerja bisa jadi tidak terlalu menyerap dana secara keseluruhan. Kebutuhan pembelian bahan pokok misalnya, jika sudah mempunyai langganan dan pemasok tetap, bisa diharapkan dapat dirundingkan cara-cara pembayaran secara mundur. Untuk menanggulangi pembelian tunai, bisa diharapkan dana dari uang muka pemesanan. Kekurangan peralatan bisa disewa dengan pembayaran di belakang, hanya cukup menyelesaikan uang mukanya saja. Untuk seterusnya, kekurangan dana yang tidak mungkin bisa diundurkan, bagaimanapun juga harus tetap disediakan. Untuk mengetahui kebutuhan dan kekurangan dana secara tepat, maka harus disusun aliran dana (cash flow) yang rapi dan rasional, bertolak pada harga pasar. Kekurangan dana yang perlu disediakan itu, selain harus diusahakan dari modal sendiri, mungkin perlu menjual harta kekayaan lainnya atau mencari pinjaman ke bank. Tapi untuk melakukan langkah-langkah yang berisiko tinggi, sebaiknya Anda harus berhati-hati dalam membelanjakan keuangan.

Hal penting lainnya yang perlu Anda riset adalah faktor harga kompetitor dan membandingkannya dengan strategi harga Anda. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Untuk itu, Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah. Atau Anda menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponen menu Anda yang salah. Di sini Anda perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas agar benar-benar bisa bersaing. Tapi ada baiknya juga jika Anda melakukan riset kecil-kecilan untuk menentukan konsep pemasaran sehingga Anda pun siap bersaing dengan para kompetitor.

Ada Baiknya juga jika Anda melakukan kecil-kecilan untuk, menentukan konsep pemasaran sehingga Anda pun siap Bersaing dengan para kompetitor.

Faktor Risiko

Biasanya makanan itu dikemas dalam boks yang isinya terdiri dari nasi, ikan atau daging, sayur, lauk-pauk yang cukup sebagai menu utama ditambah dengan makanan penutup berupa buah-buahan atau puding. Harga ciap boks cukup beragam, yaitu mulai dari Rp 12.500 s/d Rp 20.000 tergantung variasi menu yang ditawarkan atau yang dipilih pelanggan. Tapi, tidak menutup kemungkinan calon pelanggan akan diajak berdiskusi tentang menu dan jumlah tamu yang diundang. Khusus untuk acara-acara di gedung biasanya pelanggan akan memesan rata-rata antara 750 - 1000 porsi. Sehingga untuk acara tersebut setiap pelanggan minimal harus menyiapkan uangnya antara Rp. 15 juta s/d Rp. 20 juta. Dari sini Anda bisa memperoleh keuntungan minimum 25% dari harga pesanan.

Ada pun risiko yang dihadapi dalam berbisnis katering ini adalah misalnya stok makanan yang disajikan telah habis sebelum waktu pesta berakhir. Hal ini bisa berdampak negatif yang dapat menjatuhkan kredibilitas para pelaku jasa katering. Biasanya masalah ini timbul karena jumlah porsi makanan yang dipesan tidak sesuai dengan jumlah undangan. Maka, untuk menghindari hal seperti itu sebaiknya diperlukan keterbukaan dari konsumen, sehingga kejadian yang merugikan antar kedua belah pihak bisa diatasi.

Risiko lainnya adalah masalah ketepatan waktu. Dalam hal ini Anda harus dapat mengatur waktu sejak awal, seperti kapan saat belanja bahan pokok, menimbang dan meracik bahan, menyimpannya sebelum diolah bahkan sampai pada saat mengolah dan mengantarnya. Dan jika ternyata faktor keterlambatan tersebut karena kemacetan lalu lintas, maka yang sebaiknya dilakukan adalah dengan mencari informasi kira-kira daerah mana saja yang sering mengalami kemacetan tersebut. Sehingga Anda pun bisa memperkirakan waktu pengirimannya dan pesanan bisa diterima pelanggan tepat waktu atau sesuai dengan perjanjian. Ingat! Kepuasan hati pelanggan adalah nomor satu.

Tips bagi pelaku usaha katering
  • Jangan sayang bumbu untuk menjamin makanan tetap enak
  • Menjaga ketepatan waktu pengantaran
  • Menjaga makanan agar tetap segar dan tidak kadaluwarsa 
  • Jumlah pesanan harus sesuai kalau bisa dilebihkan 
  • Buatlah sample setiap kali pengiriman
  • Rajin mengikuti kursus memasak, guna meningkatkan pengetahuan 
  • Harga jangan terlalu mahal
  • Pintar mengatur belanja bahan baku untuk menekan biaya 
  • Memiliki spesialisasi menu dan segmen pasar menekan biaya
  • Jujur

Komentar