Kekuatan Keyakinan Bisa Merubah Yang Tak Mungkin menjadi Mungkin

Setelah melewati langkah ke enam tentang Jadikan Kekecewaan Kekuatan Anda, sekarang masuk ke langkah 7, "Kekuatan Keyakinan
". Berikut uraian dari Robert T. Kiyosaki.

Apa rasa takut Anda yang terbesar? Ketika di SMU, putra Ayah Kaya dan saya disuruh berdiri berdampingan di depan sekelompok kecil pelajar yang terutama terdiri atas para juara kelas. Konselor bimbingan kami berkata kepada kami, ’’Kalian berdua takkan pernah menjadi apa pun.” Terdengar dengusan mengejek beberapa siswa ketika konselor bimbingan itu meneruskan. ’’Mulai sekarang, saya tidak mau menghabiskan waktu lagi dengan kalian berdua. Saya hanya akan menggunakan waktu saya untuk para juara kelas ini. Kalian berdua adalah badut kelas dengan nilai buruk, dan kalian takkan pernah menjadi apa pun. Sekarang keluar dari sini.”


BANTUAN TERBESAR

Konselor itu memberikan hanimn terbesar bagi saya dan Mike. Meski sebagian yang dikatakannya benar dan ¿at2-katanya sangat menyakiti kami, ucapannya juga memberi kami inspirasi untuk berusaha semakin keras. Kata-katanya mendorong kami untuk menyelesaikan perguruan tinggi dan membangun bisnis kami sendiri.

REUNI SMU
Beberapa tahun lalu, Mike dan saya pulang untuk mengikuti reuni SMU sebuah pengalaman yang selalu'menarik. Rasanya menyenangkan bisa bertemu orang-orang dengan siapa kami telah melewatkan tiga tahun, sebuah masa di mana tidak ada di antara kami yang benar-benar tahu siapa diri kami. Dan yang lebih menarik adalah melihat sebagian besar siswa yang disebut juara kelas ternyata tidak menjadi sukses setelah lulus SMU. Saya menceritakan hal ini kepada Anda karena Mike dan saya bukanlah jenius dalam hal pelajaran. Kami juga bukan jenius keuangan atau bintang atletik. Kami lebih merupakan pelajar dan siswa dengan kemampuan belajar yang pelan sampai rata-rata. Kami bukan juara kelas. Menurut saya, kami tidak memiliki bakat alami sebesar kedua ayah kami. Namun yang membakar semangat kami untuk terus maju adalah kata-kata menyakitkan konselor bimbingan kami dan ejekan teman-teman sekelas kami, yang membuat kami belajar dari kesalahan yang kami buat dan terus maju baik dalam saat baik maupun buruk. Haya karena kalian tidak berprestasi baik di sekolah, tidak populer, tidak pandai matematika, kaya atau miskin, atau punya alasan lain untuk mengecilkan diri sendiri—semua ini tidak ada yang penting.dalam jangka panjang. Hal-hal yang disebut kekurangan ini hanya penting kalau Anda menganggapnya penting. Bagi yang berniat memulai perjalanan di jalur cepatnya sendiri, Anda mungkin meragukan kemampuan diri sendiri. Yang bisa saya katakan hanya yakinlah bahwa Anda mempunyai semua yang dibutuhkan saat ini untuk menjadi sukses secara finansial. Satu-satunya yang diperlukan untuk membangkitkan pemberian Tuhan yang alami adalah hasrat, tekad, dan keyakinan yang dalam, yang mengatakan bahwa Anda mempunyai kepandaian dan karunia yang unik. 

BERCERMIN DAN MENDENGARKAN.

Sebuah cermin tidak sekadar memantulkan bayangan visual. Sebuahcermin sering memantulkan pikiran kita. Betapa sering kita melihat orang yang menatap ke cermin dan mengucapkan hal-hal seperti:.. ”Oh, tampangku tidak keruan.”

”Apa beratku naik sebanyak itu?”
”Aku benar-benar tambah tua.”
Atau
”Wah, wah, wah! Aku tampan sekali. Aku pemberian Tuhan untuk kaum wanita.”
PIKIRAN ADALAH REFLEKSI Seperti yang sudah saya katakan, cermin memantulkan tidak hanya apa yang dilihat mata. Cermin juga memantulkan pikiran kita, seringnya pendapat kita tentang diri sendiri. Pikiran atau pendapat ini jauh lebih penting daripada penampilan luar kita. Banyak dari kita yang telah bertemu orang-orang yang di luarnya bagus, tapi yang di dalam merasa dirinya jelek. Atau mereka yang sangat dicintai orang lain, tapi tidak dapat mencintai diri sendiri. Pikiran terdalam kita sering merupakan pantulan jiwa kita. Pikiran adalah pantulan cinta kita pada diri sendiri, ego kita, ketidaksukaan kita pada diri sendiri, cara kita memperlakukan diri sendiri, dan pendapat keseluruhan kita tentang diri sendiri. 

UANG TIDAK MENETAP PADA ORANG YANG TAK MEMPERCAYAI DIRINYA SENDIRI 
Kebenaran pribadi sering diucapkan pada ssai emosi sedang memuncak. Setelah menjelaskan CASHFLOW Quadran pada sebuah kelas atau seseorang, saya memberi mereka kesempatan untuk memutuskan langkah mereka yang berikutnya. Pertama mereka memutuskan di kuadran mana saat ini mereka berada, sesuatu yang mudah dilakukan karena jawabannya hanyalah kuadran mana yang paling banyak menghasilkan uang untuk mereka. Kedua, saya bertanya mereka ingin pindah ke kuadran mana, kalau memang mereka perlu pindah. 

Mereka kemudian menatap Quadrant dan menentukan pilihan mereka. Beberapa orang melihat dan berkata, ”Aku bahagia berada di tempatku sekarang.” Yang lain berkata, ”Aku tidak bahagia berada di tempatku sekarang, tapi saat ini aku belum ingin berganti tempat atau pindah.” Dan kemudian ada orang yang tidak bahagia dengan posisi mereka saat itu, dan tahu bahwa mereka harus segera melakukan sesuatu. Orang-orang dalam kondisi ini sering paling jelas mengungkapkan kebenaran pribadi mereka. Mereka menggunakan kata-kata yang mencerminkan pendapat mereka terhadap diri sendiri, kata-kata yang mencerminkan jiwa mereka. Dan itu sebabnya saya mengatakan, ’’Kebenaran pribadi diucapkan pada saat emosi sedang memuncak.” Pada saat pengungkapan kebenaran ini saya sering mendengar: ”Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa pindah dari ’S’ ke ’B.’ Apa kau gila? Aku punya istri dan tiga anak yang harus diberi makan.” ”Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menunggu lima tahun sebelum mendapatkan slip gajiku yang berikutnya.”

’’Berinvestasi? Kau ingin aku kehilangan semua uangku, kan?” ”Aku tidak punya uang sepeser pun untuk diinvestasikan.” ”Aku butuh lebih banyak informasi sebelum melakukan apa pun.” ”Aku sudah pernah mencobanya. Tidak akan pernah berhasil.” ”Aku tidak perlu mengetahui cara membaca laporan keuangan. Pengetahuanku sudah cukup.” ”Aku tidak perlu cemas. Aku masih muda.” ”Aku tidak cukup pandai.” ”Aku akan melakukannya kalau bisa menemukan orang yang tepat untuk melakukannya bersamaku.” ’’Suamiku takkan pernah mau melakukannya.” ’’Istriku takkan pernah mengerti.” ”Apa yang akan dikatakan teman-temanku?” ”Aku mau melakukannya kalau masih lebih muda.” ’’Sekarang sudah terlambat untukku.” ’’Tidak sepadan dengan hasilnya.” ”Aku tidak pantas melakukannya.” 

KATA-KATA ADALAH CERMIN
Kebenaran pribadi diucapkan ketika emosi mencapai puncak. Semua kata adalah cermin karena perkataan memantulkan beberapa pengetahuan tentang pendapat seseorang mengenai dirinya sendiri, meski mungkin mereka sedang membicarakan orang lain.

SARAN TERBAIK SAYA 

Bagi Anda yang sudah siap pindah dari satu kuadran ke kuadran lain, nasihat terpenting yang sara kcra~ _ untuk Anda adalah sadarilah perkataan Anda. Khususnya sadarilah perkataan yang muncul dari hati Anda, dari perut Anda, dari jiwa Anda. Kalau akan melakukan perubahan, Anda harus menyadari pikiran serta perkataan yang ditimbulkan emosi Anda. Kalau tidak menyadari kapan emosi Anda yang berbicara, Anda takkan berhasil dalam perjalanan ini. Anda akan selalu menahan diri. Karena meski saat sedang membicarakan orang lain,sebagai contoh dengan mengatakan, ’’Pasangan saya tidak akan pernah mengerti,” Anda sebenarnya mengatakan sesuatu yang lebih banyak tentang diri sendiri. Anda mungkin menggunakan pasangan Anda sebagai alasan atas diamnya Anda, atau Anda mungkin sebenarnya berkata ”Aku tidak mempunyai keberanian atau keterampilan komunikasi untuk mengutarakan gagasan-gagasan baru ini kepadanya.” Semua kata adalah cermin yang memberikan kesempatan kepada Anda untuk melihat ke dalam jiwa sendiri.
Atau Anda mungkin mengatakan:
”Aku capai. Aku tidak mau melakukan apa-apa lagi.”
atau,
”Aku benar-benar tidak mau belajar apa-apa lagi.” Ini adalah kebenaran pribadi.

KEBENARAN PRIBADI JUGA MERUPAKAN KEBOHONGAN PRIBADI 
Itu semua adalah kebenaran dan juga kebohongan. Kalau Anda berbohong kepada diri sendiri, menurut saya perjalanan Anda takkan pernah bisa selesai. Jadi, saran terbaik saya adalah dengarkanlah keraguan, ketakutan, dan pikiran-pikiran Anda yang bersifat membatasi, dan kemudian galilah lebih dalam mencari kebenarannya.
Sebagai contoh mengatakan ”Aku capai, aku tidak mau belajar hal baru” mungkin sebuah kebenaran tapi juga bisa menjadi kebohongan. Kebenaran sejatinya mungkin ”Kalau tidak mempelajari hal baru, aku mungkin akan menjadi lebih capai.” Dan bahkan lebih dalam lagi, "Kenyatannya aku sangat suka belajar hal baru. Aku sangat ingin belajar hal baru dan menjadi bersemangat lagi dalam menjalani hidup. Mungkin sebuah dunia baru akan terbuka bagiku.” Begitu bisa mencapai titik kebenaran yang lebih dalam itu, Anda akan menemukan bagian diri Ar> ia yang cukup kuat untuk membantu Anda berubah.
 
PERJALANAN KAMI
Supaya Kim dan saya bisa melangkah maju, pertama-tama kami harus mau hidup dengan pendapat serta kritik kami terhadap diri sendiri. Kami harus mau hidup dengan pendapat pribadi yang membuat kami tetap kecil, tapi tidak membiarkannya menghentikan kami. Kadang tekanannya begitu besar, dan kritik kami terhadap diri sendiri memuncak, dan saya menyalahkan Kim atas keraguan saya pada diri sendiri dan ia menyalahkan saya atas keraguannya pada dirinya sendiri. Namun kami sama-sama mengetahui, sebelum memulai perjalanan ini, bahwa satu-satunya hal yang pada akhirnya haru> kami hadapi adalah keraguan, kritik, dan kekurangan pribadi kami sendiri. Tugas sejati kami sebagai suami-istri, rekan bisnis, dan pasangan sejiwa dalam perjalanan ini adalah untuk terus saling mengingatkan bahwa kami masing-masing jauh lebih kuat daripada keraguan, kecupatan, dan kelemahan kami. Dalam proses itu, kami belajar lebih mempercayai diri sendiri. Tujuan akhir kami lebih dari sekadar menjadi kaya, yaitu belajar bisa dipercaya untuk mengendalikan diri sendiri dan uang kami. Ingadah bahwa satu-satunya orang yang menentukan pendapat yang Anda percayai tentang diri sendiri adalah Anda. Jadi, imbalan perjalanan ini bukan saja kebebasan yang bisa dibeli dengan uang, tapi juga rasa percaya yang Anda peroleh terhadap diri sendiri... Karena keduanya sebenarnya sama. Saran terbaik saya bagi Anda adalah untuk setiap hari bersiap menjadi lebih besar daripada kekerdilan Anda. Menurut pendapat saya, alasan mengapa kebanyakan orang berhenti dan meninggalkan mimpi mereka adalah karena jiwa kerdil yang ada dalam diri kita masing-masing mengalahkan jiwa yang lebih besar.

Meski Anda mungkin tidak pandai melakukan apa pun, gunakan waktu untuk mengembangkan apa yang perlu Anda pelajari dan dunia Anda dengan cepat akan berubah. Jangan pernah berlari dari apa yang Anda tahu perlu Anda pelajari. Hadapi rasa takut dan keraguan Anda, dan dunia baru akan terbuka bagi Anda.

BERTINDAK 
Percayalah pada diri sendiri dan mulailah hari ini!

Komentar