Memperkuat Para Penjaga Minyak Goreng dan Gula

PTPN Group dan ID Food diberi mandat menjaga stok dan harga minyak goreng serta mewujudkan program swasembada gula konsumsi.

Beberapa waktu lalu, Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit mentah nomor satu dunia mengalami krisis minyak goreng kelapa sawit. Pemerintah kesulitan menjaga stok dan harga minyak goreng karena tidak menguasai stok dan pasar. Di sisi lain, hampir setiap tahun Indonesia yang merupakan produsen tebu nomor sembilan dunia bergantung pada gula import. Padahal program revitalisasi pabrik gula dan bongkar ratun atau peremajaan tanaman tebu telah digulirkan.

Indonesia tak mau jatuh "lubang" ontran-ontran minyak goreng yang sama sampai dua kali. Indonesia juga tak ingin jatuh di "lubang" impor gula berkali-kali. Oleh karena itu, dua perusahaan milik negara yakni PT PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group dan ID Food, di minta untuk menopang program peremajaan dan hilirisasi sawit rakyat serta swasembada gula kristal putih atau konsumsi.

PTPN Group menginisasi pembentukan dan integrasi tiga subholding, yaitu PalmCo. PamCo (PT Sinergi Gula Nusantara), dan SupportingCo untuh teh, kopi, dan optimasi aset.

Di sektor Industri kelapa sawit, PalmCo bakal mengintegrasikan industri hulu dan hilir kelapa sawit PTPN. "Pembentukan Subholding PalmCo bakal rampung Oktober 2022. Subholding ini sudah menjadi proyek strategis pemerintah," kata Direktur Utama PTPN III (Persero) sekaligus PTPN Group Muhammad Abdul Ghani di Jakarta, Senin (22/8/2022).

Pada 2026, PalmCo digadang-gadang bisa menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan lahan terbesar di dunia dengan lahan seluas 700.000 hektar (ha) serta menghasilkan 3,3 juta ton minyak sawit mentah (CPO) per tahun, 1,8 juta ton minyak goreng pertahun, dan 433.000 ton biodisel pertahun. Minyak goreng yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi konsumsi dalam negeri.

Saat ini PTPN Group baru memiliki lahan sawit seluas 500.000 ha sehingga akan di tambah lagi 200.000 ha dengan mengonversi lahan karet. Produksi CPO dari PTPN juga baru 2,67 juta ton atau 6 persen dari total produksi nasional sedangkan minyak goreng baru 2 persen atau 460.000 ton dari produksi nasional.

Melalui anak perusahaan PT Riset Perkebunan Nusantara yakni Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PTPN III juga akan membangun pabrik minyak merah berbahan baku CPO. Untuk memenuhi standar mutu dan keamanan minyak makan merah, PPKS telah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM).

Tidak hanya PTPN, ID Food yang merupakan holding BUMN Pangan juga turut berperan sebagai distributor minyak goreng curah dan kemasan sederhana di kala krisis minyak goreng melanda.   

Swasembada 

Selain menjaga stabilitas stok dan harga minyak goreng, pemerintah juga beripaya mengurangi ketergantungan impor gula. Kebutuhan gula nasional pada tahun 2022 diperkirakan 7,3 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 3,2 juta ton adalah kebutuhan gula untuk konsumsi dan 4,1 juta ton untuk industri. 

Rata-rata produksi gula nasional untuk konsumsi 2,35 juta ton per tahun. Jadi, masih ada kekurangan sekitar 850.000 ton gula konsumsi.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan impor gula mentah untuk bahan baku gula rafinasi dan konsumsi sebanyak 4,37 juta ton bisa terealisasi pada tahun 2024. Program swasembada gula konsumsi yang digulirkan sejak 2020 itu berupa pembukaan lahan tebu baru seluas 75.000 hektar dan bongkar ratun tebu seluas 125.000 hektar.

PTPN Group melalui SugarCo dan ID Food diminta untuk ambil bagian merealisasikan target swasembada itu. PTPN Group telah mengonsolidasikan 36 pabrik gula berbasis kemitraan petani menjadi SugarCo. SugarCo ditargetkan bisa mendongkrak produksi gula kristal putih PTPN dari 760.000 ton menjadi 2,1 juta ton pada tahun 2026.

Adapun ID Food akan meningkatkan produksi gula dari 250.000 ton per tahun menjadi 400.000 ton per tahun pada 2025. Direktur Utama ID Food dan juga PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Frans Marganda Tambunan mengatakan, dari 2,3 juta ton produksi gula konsumsi nasional, sebanyak 1,04 juta ton merupakan produksi ID Food dan Holding PTPN.

PT RNI yang merupakan perusahaan induk ID Food juga bekerja sama dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) merealisasikan sistem resi gudang gula kristal putih. Melalui instrumen tunda jual ini, RNI dan Bappebti berupaya melindungi harga gula di tingkat petani ketika jatuh.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah, berpendapat, pemerintah memiliki itikad baik untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Namun, pemerintah harus benar-benar merealisasikannya dengan melibatkan petani sawit swadaya dan menjaga agar tidak terjadi segregasi pasar minyak goreng domestik.

Untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor gula, upaya mengoptimalkan kinerja BUMN perlu dilakukan dengan memastikan dan menjamin ketersediaan lahan tebu baru. Bersamaan dengan itu, pemerintah juga perlu menambah kapasitas dan waktu produksi gula dengan melanjutkan program revitalisasi pabrik-pabrik gula.

Pemerintah juga diharapkan tidak menegasikan petani tebu yang membutuhkan pupuk bersubsidi dan nonsubsidi di tengah kenaikan harga pupuk global.

Di kutib dari koran Kompas yang ditulis oleh Hendriyono Widi.  

Komentar