Kisah Sukses Pebisnis Catering Dengan Omset Ratusan Juta Sebulan
Supply Catering Ke Perusahaan Besar
Tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur hewani (vegetarian) sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga Rahadjeng Hartini. Melihat manfaat yang besar dari pola hidup vegetarian, wanita yang akrab disapa Hwa Hwa ini tertarik membuka resto vegetarian di tahun 2011. Dengan mengandalkan 80 varian menu makanan Indonesia dan Internasional membuat Loving Hut cepat berkembang dan sukses men-supply catering ke beberapa perusahaan ternama tanah air. Seperti apa usaha ini?
Awal Kisah Sukses Pebisnis Catering
Sudah bukan rahasia umum bila pola hidup vegetarian memberikan banyak manfaat untuk tubuh. Karena itu, tidak heran bila pola hidup vegetarian beberapa tahun terakhir mulai berkembang dan menjadi tren di masyarakat. Adalah Rahadjeng Hartini salah satu pelaku usaha yang melirik pasar vegetarian untuk digarap.
Bagi wanita yang akrab disapa Hwa Hwa ini, pola hidup vegetarian bukanlah hal baru dalam hidupnya. Dimulai dari sang ayah mertua yang memang sudah mengaplikasikan pola hidup vegetarian sejak lama, Hwa Hwa pun mulai memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian sejak tahun 2009. "Saya mulai menjalankan usaha ini satu tahun semenjak saya menjadi vegant tepatnya pada tahun 2010," jelas Hwa Hwa.
Walaupun memiliki hobi memasak, namun dijelaskan wanita kelahiran Kediri 1983 ini, untuk membangun sebuah usaha di bidang kuliner tidak mudah. Diperlukan berbagai persiapan yang matang untuk membangun resto dengan konsep vegetarian ini.
Menu Indonesia dan Internasional. Walaupun resto konsep vegetarian masih jarang pelakunya, namun tetap saja diperlukan pembeda terutama pada menu yang ditawarkan agar usaha yang dijalankan terus berkembang. Untuk itu, Hwa Hwa melakukan berbagai inovasi pada menu resto vegetarian miliknya.
Bila biasanya resto vegetarian hanya memfokuskan pada menu makanan Indonesia, namun di Loving Hut konsumen bisa menemukan berbagai menu baik dari dalam negeri maupun dari berbagai negara seperti Korea, Jepang, Thailand dan beberapa negara Eropa. Paling tidak ada sekitar 80 varian menu yang ditawarkan dan kesemuanya adalah menu vegetarian yang bebas bahan baku hewani, telur, susu, hingga madu.
Untuk menu dalam negeri, Resto vegetarian yang satu ini menawarkan berbagai masakan nusantara khususnya Jawa seperti Nasi Timbel, Nasi Bali, Sop Buntut, Rendang, Rawon dan berbagai menu nusantara yang lainya. "Dari semua menu yang ditawarkan hampir semuanya diminati terutama yang menu paket," tambahnya.
Walau menu yang ditawarkan bebas unsur hewani, namun soal rasa tidak jauh beda dengan menu berbahan produk hewani. Menurut Hwa Hwa, dengan menggunakan bahan baku sayuran salah satunya batang/kaki jamur yang diolah sedemikian rupa dengan rempah dan bumbu pilihan maka rasanya akan sama seperti menggunakan bahan baku hewani seperti daging sapi atau daging ayam. "Konsumen tidak akan tahu kalau yang mereka makan adalah menu vegetarian," jelasnya.
Walau sudah memiliki puluhan varian menu, namun dijelaskan Hwa dirinya tidak akan pernah berhenti untuk berkreasi dan berinovasi. Sebagai contohnya pada bulan depan Hwa akan mengeluarkan menu pedas berbahan mie vegetarian yang sedang tren di masyarakat.
Selain menawarkan menu resto yang bisa dimakan di tempat atau take away, Resto Vegan juga menawarkan jasa catering untuk acara atau perusahaan. Dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp 35 hingga Rp 40 ribu, konsumen sudah bisa menikmati masakan vegetarian dengan kualitas rasa yang sempurna.
Dibuka untuk umum sejak pukul 10 pagi hingga pukul 9 malam, resto yang terletak di bilangan Jatinegara, Jakarta Timur ini tidak pernah sepi dari konsumen terutama pada saat makan siang. Paling tidak dalam satu hari Hwa Hwa bisa mendapatkan omset Rp 5 -10 juta di luar pendapatan dari jasa catering. Dalam satu bulan diasumsikan omset yang diraih bisa mencapai Rp 200-300 juta.
Padahal dari jasa catering sendiri permintaan menu makanan vegetarian tidak kalah. Karena memang saat ini usaha yang dijalankan Hwa sudah bekerja sama dengan 3 perusahaan besar seperti Astra International, Astra Otopart dan Traktor Nusantara untuk men -supply makan siang mereka.
Bagi wanita yang akrab disapa Hwa Hwa ini, pola hidup vegetarian bukanlah hal baru dalam hidupnya. Dimulai dari sang ayah mertua yang memang sudah mengaplikasikan pola hidup vegetarian sejak lama, Hwa Hwa pun mulai memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian sejak tahun 2009. "Saya mulai menjalankan usaha ini satu tahun semenjak saya menjadi vegant tepatnya pada tahun 2010," jelas Hwa Hwa.
Walaupun memiliki hobi memasak, namun dijelaskan wanita kelahiran Kediri 1983 ini, untuk membangun sebuah usaha di bidang kuliner tidak mudah. Diperlukan berbagai persiapan yang matang untuk membangun resto dengan konsep vegetarian ini.
Menu Indonesia dan Internasional. Walaupun resto konsep vegetarian masih jarang pelakunya, namun tetap saja diperlukan pembeda terutama pada menu yang ditawarkan agar usaha yang dijalankan terus berkembang. Untuk itu, Hwa Hwa melakukan berbagai inovasi pada menu resto vegetarian miliknya.
Bila biasanya resto vegetarian hanya memfokuskan pada menu makanan Indonesia, namun di Loving Hut konsumen bisa menemukan berbagai menu baik dari dalam negeri maupun dari berbagai negara seperti Korea, Jepang, Thailand dan beberapa negara Eropa. Paling tidak ada sekitar 80 varian menu yang ditawarkan dan kesemuanya adalah menu vegetarian yang bebas bahan baku hewani, telur, susu, hingga madu.
Untuk menu dalam negeri, Resto vegetarian yang satu ini menawarkan berbagai masakan nusantara khususnya Jawa seperti Nasi Timbel, Nasi Bali, Sop Buntut, Rendang, Rawon dan berbagai menu nusantara yang lainya. "Dari semua menu yang ditawarkan hampir semuanya diminati terutama yang menu paket," tambahnya.
Walau menu yang ditawarkan bebas unsur hewani, namun soal rasa tidak jauh beda dengan menu berbahan produk hewani. Menurut Hwa Hwa, dengan menggunakan bahan baku sayuran salah satunya batang/kaki jamur yang diolah sedemikian rupa dengan rempah dan bumbu pilihan maka rasanya akan sama seperti menggunakan bahan baku hewani seperti daging sapi atau daging ayam. "Konsumen tidak akan tahu kalau yang mereka makan adalah menu vegetarian," jelasnya.
Walau sudah memiliki puluhan varian menu, namun dijelaskan Hwa dirinya tidak akan pernah berhenti untuk berkreasi dan berinovasi. Sebagai contohnya pada bulan depan Hwa akan mengeluarkan menu pedas berbahan mie vegetarian yang sedang tren di masyarakat.
Selain menawarkan menu resto yang bisa dimakan di tempat atau take away, Resto Vegan juga menawarkan jasa catering untuk acara atau perusahaan. Dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp 35 hingga Rp 40 ribu, konsumen sudah bisa menikmati masakan vegetarian dengan kualitas rasa yang sempurna.
Dibuka untuk umum sejak pukul 10 pagi hingga pukul 9 malam, resto yang terletak di bilangan Jatinegara, Jakarta Timur ini tidak pernah sepi dari konsumen terutama pada saat makan siang. Paling tidak dalam satu hari Hwa Hwa bisa mendapatkan omset Rp 5 -10 juta di luar pendapatan dari jasa catering. Dalam satu bulan diasumsikan omset yang diraih bisa mencapai Rp 200-300 juta.
Padahal dari jasa catering sendiri permintaan menu makanan vegetarian tidak kalah. Karena memang saat ini usaha yang dijalankan Hwa sudah bekerja sama dengan 3 perusahaan besar seperti Astra International, Astra Otopart dan Traktor Nusantara untuk men -supply makan siang mereka.
Mengedukasi Masyarakat.
Di awal usaha, Hwa Hwa mengatakan usahanya agak sulit berkembang karena vegetarian belum menjadi tren seperti sekarang. Dirinya harus terus mengedukasi masyarakat seputar manfaat pola hidup vegetarian untuk tubuh. "Saat ini pola hidup vegetarian sudah menjadi tren karena itu tidak sulit memasarkan produk vegetarian saat ini," tambah Hwa Hwa.
Selain edukasi konsumen, wanita cantik yang juga memiliki usaha kemasan plastik ini mengatakan bahwa kendala yang dirasakannya seputar bahan baku serta kendala dalam tenaga kerja. Namun berbagai kendala tersebut tidak membuat Hwa Hwa menyerah dan berputus asa dalam membangun usahanya. Dengan terus melakukan hal positif dan tidak mudah menyerah membuat usaha yang dijalankan terus berkembang hingga sekarang. "Yang terpenting jangan mudah berhenti bila menemukan masalah, maju terus walau satu langkah, karena itu lebih baik daripada kita berhenti dan menyerah," tutupnya.
Selain edukasi konsumen, wanita cantik yang juga memiliki usaha kemasan plastik ini mengatakan bahwa kendala yang dirasakannya seputar bahan baku serta kendala dalam tenaga kerja. Namun berbagai kendala tersebut tidak membuat Hwa Hwa menyerah dan berputus asa dalam membangun usahanya. Dengan terus melakukan hal positif dan tidak mudah menyerah membuat usaha yang dijalankan terus berkembang hingga sekarang. "Yang terpenting jangan mudah berhenti bila menemukan masalah, maju terus walau satu langkah, karena itu lebih baik daripada kita berhenti dan menyerah," tutupnya.
Komentar