"Pesatnya E-Comerce berdampak terhadap Jasa Ekspedisi Logistik". Pengertian E-commerce adalah jual beli yang di lakukan tanpa tatap muka langsung antara penjual dan pembeli atau lebih di kenal dengan Jual Beli Online. Jual beli online ini akan booming di tahun ini. Hal itu ditandai dengan semakin banyaknya pebisnis yang memilih jalur online, seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan semakin tingginya penetrasi smartphone di Indonesia.
Boomingnyae-commerce tentu akan memiliki efek berantai terhadap sektor lain, salah satunya jasa ekspedisi logistik.
Boomingnyae-commerce tentu akan memiliki efek berantai terhadap sektor lain, salah satunya jasa ekspedisi logistik.
Saat ini sebagian besar pendapatann jasa ekspedisi logistik, seperti JNE, ditunjang oleh sektor e-commerce.
Data Lembaga Riset Telematika Sharing Vision menyebutkan, pada tahun 2015, 60%-70% pendapatan logistik JNE, berasal dari sektor e-commerce. Nilainya mencapai Rp. 1,5 triliun - Rp. 2 triliun dari total pendapatan mereka yang mencapai Rp. 2,5 triliun.
Kepala Cabang JNE Bandung, Yus Rustandi juga sempat mengatakan bahwa kontribusi e-commerce terhadap total pengiriman paket JNE mencapai 60%-70%. Pada tahun 2015, menurutnya dalam satu bulan secara nasional JNE mengirim lebih dari 3 juta paket.
Kontribusi e-commerce terhadap jasa ekspedisi diprediksi akan semakin besar seiring dengan potensi kian menanjaknya e-commerce. Apalagi, penerimaan masyarakat akan e-commerce semakin hari semakin baik.
Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Dimitri Mahayana memprediksi, di tahun 2016 ini nilai e-commerce Indonesia akan mencapai 323 triliun. Data Kementerian Komunikasi dan Informasi (Menkoinfo) menunjukkan, pada tahun 2014 nilai transaksi e-commerce sebesar Rp. 150 triliun.
Menurut dia, selain mulai membaiknya kondisi perekonomian dan kian menanjaknya penetrasi Internet serta smart-phone, menanjaknya e-commerce juga di tunjang oleh pergeseran gaya hidup masyarakat.
E-commerce memberikan kemudahan dan kepraktisan yang tidak bisa diberikan bisnis konvensional.
’’Mengutip data Industiy Head Google Indonesia, Henky Prihatna, selama Ra- madan 2015 lalu, dari sisi transaksi sektor e-commerce naik 96%, sedangkan dari sisi pendapatan naik 84%,” tuturnya di Bandung.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan menyebutkan, pada 2015 sebanyak 93,5 juta dari 250 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna internet. Dari jumlah tersebut 7,4 juta di antaranya sudah terbiasa berbelanja secara online.
Sebanyak 71 juta jiwa adalah pengguna smartphone. Rata-rata pertumbuhan penetrasi internet Indonesia mencapai 33%.
Sementara itu, di sisi lain, kinerja jasa ekspedisi juga turut menunjang bisnis e-commerce. Berdasarkan survei Sharing Vision, sebanyak 58% responden yang merupakan konsumen e-commerce mengaku, kecepatan waktu dan murahnya biaya pengiriman menjadi pertimbangan saat melakukan belanja online.
Rita Nurita, salah seorang pemilik e- commerce busana Muslim mengatakan bahwa dalam bisnis tersebut jasa ekspedisi memegang peranan penting. Kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman sangat menunjang kepuasan konsumen.
Umumnya konsumen tidak mau tahu. Mereka inginnya barang sampai dengan cepat dengan murah. Ketika barang sampai terlambat, tak jarang nama baik toko online yang tercoreng.
Walaupun jasa ekspedisi yang misalnya terlambat melakukan pengiriman, yang mendapat testimoni jelek biasanya adalah toko online terkait,” katanya.
E-commerce dan jasa ekspedisi memang bagai dua sisi mata uang yang saling membutuhkan satu sama lain.
Di satu sisi pertumbuhan e-commerce sangat menunjang peningkatan kinerja perusahaan ekspedisi jasa logistik, di sisi lain e-commerce juga memerlukan dukungan keandalan dan ketepatan waktu pengiriman jasa logistik.
Tahun ini, e-commerce diprediksi akan booming. Bukan hanya toko penyedia produk online
, jasa online juga akan banyak dicari. Imbasnya, kontribusi e-commerce terhadap jasa logistik pun akan semakin besar seiring dengan semakin bertumbuhnya e-commerce.
<
Komentar