Peminat Bisnis Berkelanjutan.
Faktor-faktor kontinuitas bisnis adalah:
- Likuiditas, yaitu kemampuan bisnis membayar utang-utang pada saat jatuh tempo. Likuiditas juga berarti mampu menjaga kelancaran proses produksi agar suplai hasil produksinya lancar.
- Solvabilitas, yaitu berusaha agar modal sendiri (assets) bisnis lebih besar dari utangnya.
- Soliditas, yaitu kemampuan bisnis untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan meliputi moral pengelola bisnis, tepat dalam berjanji, dan dipercaya dalam bidang keuangan.
- Rentabilitas, yaitu bisnis mampu memperoleh keuntungan yang layak, tidak merugi.
- Crediet Waardigheid, artinya bisnis dipercaya sehingga layak memperoleh kredit/pinjaman
Jika kelima faktor kontinuitas ini dijaga, maka bisnis yang dijalankan akan berkembang secara meyakinkan.
Sekarang ini banyak anak muda mulai tertarik, mulai melirik profesi bisnis, yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Dimulai oleh anak-anak pejabat, para sarjana lulusan perguruan tinggi negeri maupun swasta sudah mulai terjun ke pekerjaan bidang bisnis. Kaum remaja zaman sekarang, dengan latar belakang profesi orang tua yang beraneka ragam, mulai mengarahkan pandangannya ke bidang bisnis. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan di antara pencari kerja yang mulai ketat, lowongan pekerjaan mulai terasa sempit. Posisi pegawai negeri kurang menarik ditambah lagi adanya policy zero growth oleh pemerintah dalam bidang kepegawaian.ekarang ini orang tua sudah tidak berpandangan negatif lagi pada dunia bisnis. Anak-anak muda tidak lagi “malu” berdagang. Balikan para artis banyak terjun ke dunia “bisnis” perdagangan berbagai komoditi.
Sikap dan minat siswa kelas 3 SMU sekarang ini cukup besar dalam bidang bisnis seperti dinyatakan dalam uraian berikut:
Sebenarnya unsur resiko dalam bisnis sangat besar, namun para remaja menyatakan berani menghadapi resiko tersebut, dengan penuh perhitungan (73%). Seperti kita ketahui anak-anak muda senang hidup dengan penuh tantangan. Mereka ingin membuktikan dirinya sebagai orang-orang yang mampu hidup mandiri. Jika dalam bidang olahraga misalnya mereka menyenangi olahraga yang mengandung resiko, balap motor, motor cross, balap mobil, panjat tebing, arung jeram, dan sebagainya. Dalam bidang bisnis mereka mencoba berkongsi membuka usaha rental komputer, usaha desain grafis, pertokoan, garmen, dan sebagainya. Mereka mencoba melepaskan ketergantungan dari orang tua. Mereka ingin membuktikan kemampuan mereka. Pada siswa kelas 3 SMU, sependapat bahwa pekerjaan dalam bidang bisnis cukup menantang kreatifitas anak-anak muda (82%).
Ada pandangan bahwa pekerjaan bisnis kurang memberi harapan masa depan yang cerah. Mereka tidak sependapat dengan pernyataan tersebut.
Kemudian kita ingin melihat bagaimana pandangan siswa terhadap issu yang berkembang di masyarakat bahwa perilaku pelaku-pelaku bisnis kurang jujur. Pekerjaan bisnis kurang baik, karena orang selalu melakukan kecurangan dan berbohong. Responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut (86%). Diantara yang 86% ini termasuk didalamnya yang sangat tidak setuju (53%). Sikap ini adalah sangat positif, guna mengangkat derajat profesi bisnis di kalangan remaja. Berdasarkan pandangan umum seperti diungkapkan di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa memang sudah terjadi pergeseran nilai yang memandang pekerjaan bisnis lebih positif. Namun kita masih ingin melihat bagaimana tingginya sikap bisnis para remaja tersebut, dapat dilihat dari jawaban dan sikap mereka yang ingin berjuang dari bawah.
Seandainya siswa kelas 3 SMU tidak lulus UMPTN dan tidak pula melanjutkan studi ke PTS, apakah mereka akan terjun ke bidang bisnis? Sebanyak 70% mereka menyatakan siap terjun bekerja dalam bidang bisnis. Demikian pula mereka yang lulus UMPTN atau kuliah di PTS, setelah tamat nanti mereka secara konsisten menyatakan tetap akan menekuni pekerjaan bisnis, yaitu ada sebanyak 73%.
Responden menyatakan bahwa seandainya memiliki modal cukup, pasti akan terjun ke bidang bisnis (87%), dengan cara membuka usaha sendiri. Dan jika belum memiliki modal usaha, yang hendak mereka tempuh adalah dengan menabung, jika ada penghasilan (85%).
Nampaknya sekarang terjadi pergeseran pandangan anak muda untuk melamar menjadi pegawai negeri. Ini terbukti dari pernyataan: Walaupun peluang menjadi pegawai negeri sangat kecil, saya akan tetap berusaha dan menunggu dibukanya lowongan oleh pemerintah. Responden menyatakan tidak setuju dengan pandangan tersebut (82%), diantaranya sangat tidak setuju 56%. Untuk mengetahui lebih banyak praktek bisnis, responden menyatakan senang melihat, mengamati, dan bertanya seluk beluk bisnis kepada para pelaku bisnis (82%). Banyak diantara siswa merasa yakin dan optimis bahwa mereka memiliki bakat di bidang bisnis (60%). Namun ada pula yang ragu-ragu apakah mereka memiliki bakat binis (27%). Kemudian 13% menyatakan tidak berbakat dalam pekerjaan bisnis.
Remaja masih minim dalam pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu mereka ingin sekali meningkatkan pengetahuan dalam bidang bisnis (90%). hampir semua siswa kelas 3 SMU ini menyatakan keinginan mereka, agar SMU diberikan pelajaran tentang pengetahuan bisnis sejak dari kelas I (95%). Dan terutama untuk siswa kelas 3 yang akan segera memasyarakat, mereka berharap diberi bekal pengetahuan bisnis sebelum tamat 98,8%).
Ada suatu pernyataan disodorkan pada responden yang diminta tanggapan mereka, yaitu tentang apakah mereka ingin memperoleh pengetahuan/ keterampilan pramuniaga? Hanya separuh mereka menyatakan ingin (52%), dan sebagian lagi menyatakan ragu (15%) dan sisanya tidak ingin. Hal ini cukup rasional, karena bisnis itu bukan berarti pramuniaga, akan tetapi jauh lebih luas lagi dari itu. Berdasarkan jawaban responden tesebut, tampaknya bahwa mereka tidak asal menjawab atau sekedar memberi komentar terhadap angket, tapi betul-betul dijawab dengan penuh rasa tanggung jawab.
Untuk melihat minat siswa yang kelas 3 SMU secara menyeluruh, maka diadakan beberapa uji beda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dengan menggunakan statistik uji t.
- Tidak terdapat perbedaan minat bisnis antara siswa SMU favorit dan SMU biasa, serta antara SMU Negeri dan SMU swasta.
- Terdapat perbedaan minat bisnis antara siswa pria dan siswa Wanita. Ternyata siswa pria rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa wanita. Perbedaan ini signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.
- Siswa dari program studi IPS ternyata lebih tinggi minat bisnisnya dibandingkan dengan siswa IPA, Hal ini diduga karena mata pelajaran IPS memberi peluang banyak membicarakan ilmu kemasyarakatan dan lebih dekat ke bidang bisnis. Perbedaan ini signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.
- Berdasarkan latar belakang pekerjaan ayah, ternyata tidak ditemukan perbedaan yang nyata yang berpengaruh terhadap minat bisnis para siswa. Namun suatu kecenderungan tampak pada kita ialah siswa yang ayahnya ABRI lebih tinggi minat bisnisnya dibandingkan dengan latar belakang pekerjaan ayah yang lain, seperti pegawai negeri, pegawai swasta. Demikian pula mengenai latar belakang ibu bekerja, tidak ditemukan perbedaan signifikan. Akan tetapi yang ibunya tidak bekerja/sebagai ibu rumah tangga, ternyata minat bisnisnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibunya yang bekerja. Juga tidak terdapat perbedaan antara latar belakang ayah yang yang berarti: Perusahaan, Urusan atau Usaha. Misalnya The Grocery Business = Perusahaan sayur mayur. It is not your business = ini bukan urusanmu. This store is going out of business = Toko ini akan menghentikan usahanya.
Pandangan lain menyatakan bahwa bisnis ialah sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa, dan pemerintahan, yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa ke konsumen. Istilah bisnis pada umumnya ditekankan pada 3 hal yaitu: usaha-usaha perorangan kecil-kecilan dalam bidang barang dan jasa, usaha perusahaan besar seperti pabrik, transport, perusahaan surat kabar, hotel dan sebagainya, dan usaha dalam bidang struktur ekonomi suatu bangsa.
Yang ketiga ini akan sangat luas sekali sebab mencakup usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta baik yang mengejar laba ataupun tidak. Brown dan Petrello (1976) menyatakan bahwa “Business is an institution which produces goods and services demanded by people” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yamg dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba. Yang dimaksud dengan laba ialah penerimaan bisnis yang jumlahnya lebih besar daripada biaya yang sudah diperhitungkan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Komentar